Langsung ke konten utama

Kasus Demi Kasus: Bukti Krisis Layanan Kesehatan yang Nyata RSUD Cabangbungin.




Barabajabekasinews - Bekasi


RSUD Cabangbungin kini menjadi simbol kegagalan pelayanan kesehatan dan potret buram wajah kemanusiaan di Kabupaten Bekasi. 


Serangkaian kasus dugaan malpraktek, pelayanan tak manusiawi, dan pelecehan terhadap pasien mencuat ke permukaan tanpa ada tanggung jawab yang jelas dari pihak rumah sakit maupun Pemerintah Kabupaten Bekasi.


Kondisi ini memicu kemarahan masyarakat. Puncaknya, pada 3 Juli 2025, ratusan warga bersama tokoh masyarakat dan kepala desa se-Kecamatan Cabangbungin turun ke jalan menyampaikan protes atas buruknya pelayanan rumah sakit yang seharusnya menjadi benteng terakhir keselamatan rakyat.


Namun, hingga kini, keluhan tersebut justru seperti dilempar ke ruang hampa. Pemerintah Kabupaten Bekasi dinilai tidak hadir, tidak tanggap, dan seolah tuli terhadap jeritan warganya sendiri.

Kasus Demi Kasus: Bukti Krisis Layanan Kesehatan yang Nyata


Seorang pasien yang hanya dirawat karena demam berdarah dengue (DBD) dilaporkan kehilangan penglihatan secara permanen setelah perawatan.


Seorang perempuan menjalani operasi tanpa persetujuan dirinya maupun keluarganya, dan hingga kini masih menderita sakit dengan sisa benang operasi yang belum dilepas.


Dugaan pelecehan seksual oleh oknum tenaga medis yang membuat korban mengalami trauma psikologis mendalam.


Berbagai pengakuan dari korban dan keluarga pasien RSUD Cabangbungin menambah panjang daftar dugaan pelanggaran medis yang belum terselesaikan:


Seorang pasien yang hanya dirawat karena demam berdarah dengue (DBD) dilaporkan kehilangan penglihatan secara permanen setelah perawatan.


Seorang perempuan menjalani operasi tanpa persetujuan dirinya maupun keluarganya, dan hingga kini masih menderita sakit dengan sisa benang operasi yang belum dilepas.


Dugaan pelecehan seksual oleh oknum tenaga medis yang membuat korban mengalami trauma psikologis mendalam.


Kelalaian medis yang diduga menjadi penyebab meninggalnya pasien yang seharusnya dapat diselamatkan.


Kasus-kasus ini tidak hanya menimbulkan luka fisik dan batin bagi korban, tetapi juga menggugurkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan publik.


Kelalaian medis yang diduga menjadi penyebab meninggalnya pasien yang seharusnya dapat diselamatkan.


Kasus-kasus ini tidak hanya menimbulkan luka fisik dan batin bagi korban, tetapi juga menggugurkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan publik.


Tokoh Masyarakat Bersuara: “Pak Bupati, Jangan Tutup Mata!”


Tokoh masyarakat Cabangbungin, Obay Hendra Winandar, dengan suara lantang menyuarakan kekecewaannya terhadap Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, dan Wakil Bupati, dr. Asep Supriatmaja, yang hingga kini belum menunjukkan sikap tegas maupun empati atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di bawah kewenangannya.


“Pak Bupati, jangan hanya duduk nyaman di kantor. Turunlah ke Cabangbungin, lihat langsung warga yang menjadi korban. Jangan karena kami tinggal jauh dari pusat kota, suara kami tidak dianggap. Ini nyawa rakyat, bukan angka statistik!” ujarnya geram kepada wartawan, Rabu (23/7).


Obay menambahkan bahwa para korban yang kini menderita justru berasal dari masyarakat yang dulu ikut memilih dan mendukung pemimpin daerah dalam Pilkada. “Mereka ini rakyat yang sama, yang berharap akan perubahan, tapi kini justru dikhianati oleh diamnya pemerintah.”


RSUD Cabangbungin & Dinas Kesehatan: Membisu dalam Derasnya Tuntutan


Pihak manajemen RSUD Cabangbungin di bawah kepemimpinan dr. Erni Herdiani dinilai tidak menunjukkan iktikad baik. Bukannya membuka pintu dialog dan menyelesaikan konflik secara terbuka, rumah sakit justru sibuk mengeluarkan press release yang hanya berisi pembelaan institusi, tanpa satu pun bentuk empati kepada para korban.


Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi nyaris tidak menunjukkan reaksi. Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi, investigasi terbuka, atau langkah korektif yang diumumkan ke publik. Keheningan para pejabat ini membuat publik bertanya: Apakah nyawa rakyat tidak berarti apa-apa di mata pejabat daerah?


Undang-Undang Pelayanan Publik Dilanggar Terang-Terangan


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, kepala daerah memiliki kewajiban penuh untuk memastikan setiap unit kerja memberikan pelayanan sesuai standar dan menjunjung tinggi hak-hak masyarakat. Namun, apa yang terjadi di RSUD Cabangbungin justru menunjukkan bahwa aturan tersebut telah diabaikan.


Bukannya hadir sebagai pengayom rakyat, Pemerintah Kabupaten Bekasi justru terlihat abai, seolah menolak kenyataan bahwa pelayanan dasar mereka telah gagal total



Seruan Kepada Gubernur Jawa Barat: “Kang Dedi, Tolong Lihat Derita Kami”


Melihat tidak adanya langkah konkret dari pemerintah kabupaten, masyarakat kini menaruh harapan kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi. Sosok yang selama ini dikenal responsif dan dekat dengan rakyat, kini diminta untuk turun tangan langsung.


“Kami mohon kepada Kang Dedi, tolong turun ke RSUD Cabangbungin. Lihat kondisi kami. Lihat korban-korban yang masih terlantar. Tolong tegur Pemkab Bekasi yang tidak peduli ini. Kami butuh pemimpin yang hadir, bukan yang menghindar!” tegas Obay.


Harapan ini menjadi titik terang bagi masyarakat Cabangbungin yang merasa sudah kehabisan cara untuk mengadukan nasibnya.


Penutup: Nyawa Rakyat Tidak Boleh Jadi Korban Kelalaian Sistem


Kejadian di RSUD Cabangbungin bukan hanya soal teknis pelayanan kesehatan. Ini soal moral pemerintahan. Soal komitmen terhadap nyawa manusia. Soal kehadiran negara di tengah rakyatnya. Jika pemerintah daerah tetap diam, maka rakyat tidak akan diam selamanya.


Kepada Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dinas, dan seluruh pejabat terkait:

Jangan tunggu rakyat menarik mandat. Jangan tunggu tragedi lebih besar. Bertindaklah sekarang, atau sejarah akan mencatat kalian sebagai pemimpin yang gagal menjamin nyawa rakyatnya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah bacok kurir, pelaku sempat melarikan diri ke tangerang dan akhirnya menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota

Pelaku memakai baju hitam pakai sandal jepit Barabajabekasinews | Bekasi Seorang pria di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Christian Kapau alias Kece, mengancam dan menganiaya kurir inisial ID (22) menggunakan par4ng saat ditagih pembayaran paket metode cash on delivery (COD) seharga Rp 30 ribu. Polisi mengatakan Kece menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi subuh tadi. "Tersangka penganiayaan kurir J&T atas nama CK alias KECE menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota pada tanggal 28 Agustus sekitar pukul 04.00 WIB karena mengetahui sedang diburu oleh Tim Buser Sat Reskrim Bekasi Kota dan dihimbau untuk menyerahkan diri, setelah sempat melarikan diri ke daerah Tangerang Kota," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, kepada wartawan, Minggu (28/9/2025). Braiel mengatakan Kece sudah ditetapkan menjadi tersangka. Dia dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan. "(Dijerat) Pasal 351 KUHP," ujarnya. Sebelumnya, polis...

Kades se Cabangbungin dan Camat sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Dirut RSUD CABANGBUNGIN

Barabajabekasinews - Bekasi Pengusiran Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cabangbungin dr. Erni Herdiani terus bergulir. pasalnya saat ini seluruh kepala desa (kades) sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Direktur yang sudah sangat menyelengsarakan masyarakat dan kerap memicu konfik sosial tersebut. Ketidaksudian itu terjadi pada pekan lalu yang diketahui ribuan masyarakat mengeruduk kantor kecamatan hingga RSUD Cabangbungin. Yang menuntut mundur dr. Erni Herdiani atau di pecat oleh Bupati Bekasi. Hal itu karenakan masyarakat Cabangbungin sudah tidak Sudi diwilayahnya di pimpin oleh orang yang munafik kepada masyarakat. Pemicu tidak sudinya masyarakat karena maraknya kasus asusila kepada pasien, penolakan pasien , Mal Praktek dan banyak lagi yang di nilai masyarakat sudah Sangat bobrok dalam pelayanannya. Kepala Desa Setialaksana Kecamatan Cabangbungin, Rohmat Hidayatullah mengatakan pihaknya akan meneruskan aspirasi masyarak...

Tertutup dan Lamban? Kejari Cikarang Disorot Terkait Penanganan Dugaan Penyelewengan Dana Desa SumberJaya

Barabajabekasinews - Bekasi Dugaan penyalahgunaan dan penyelewengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahap I Tahun Anggaran 2024 di Desa SumberJaya, Kecamatan Tambun Selatan, yang kini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Cikarang, tengah menjadi perhatian masyarakat. Publik mendesak adanya kejelasan perkembangan kasus tersebut agar tidak berakhir sebagai wacana semata. Pelapor: Belum Ada Informasi Resmi dari Kejaksaan Fajar Shodick, salah satu dari tiga pelapor kasus ini, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada informasi ataupun klarifikasi resmi dari Kejari Cikarang. "Saya masih menanti kabar baik dan kepastian hukum atas pelaporan kami, agar kasus ini tidak hanya sebatas isapan jempol saja," tegas Fajar. Dirinya berharap ada mekanisme komunikasi yang terbuka antara aparat penegak hukum dan masyarakat, terutama para pelapor. "Kasus ini sudah jadi sorotan publik. Sesekali pihak Kejaksaan berikanlah press release resmi, apa saja yang sudah d...