Langsung ke konten utama

Kabupaten Bekasi, memasuki babak yang kian panas. Bukan hanya soal buruknya pelayanan yang memicu gelombang protes warga, tetapi juga pernyataan sensitif dari Direktur RSUD Cabangbungin, dr. Hj. Erni Herdiani, yang menyebut adanya isu “perang kedua.”




Barabajabekasinews

Kabupaten Bekasi – Kisruh di RSUD Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, memasuki babak yang kian panas. Bukan hanya soal buruknya pelayanan yang memicu gelombang protes warga, tetapi juga pernyataan sensitif dari Direktur RSUD Cabangbungin, dr. Hj. Erni Herdiani, yang menyebut adanya isu “perang kedua.” Ucapan itu sontak memantik kecaman dari berbagai pihak, termasuk Ketua DPD Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (Akpersi) Jawa Barat, Ahmad Syarifudin, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.


Hj.dr Erni mengaku menerima laporan dari salah satu staf yang bernama dr angga yang mengklaim saat hendak pulang sempat dicegat oleh seseorang bernama Heri dan mendengar ucapan akan ada “perang kedua.” makanya kami meminta bantuan pasukan brimob, Namun setelah dikonfirmasi kepada dr. Angga, cerita itu berubah: tidak ada “perang kedua,” melainkan sekadar “pencegahan vendor baru.”

“Alhamdulillah bila memang Pak Heri tidak pernah bicara seperti itu,” ujar Hj. Erni.




Itulah pernyataan dr Erni ketika menjawab pertanyaan awak media terkait datangnya pasukan brimob dan mobil dalmas k9 yang berisikan anjing, di halaman RSUD Cabangbungin pada Jumat 01 Agustus 2025


Pernyataan pak Heri saat dikonfirmasi, "Tanya saja staf nya siapa nama nya? Kapan di berhentikan nya?

Ini fitnah yang keji, saya pertanggung jawabkan dunia & akhirat.. tidak ada omongan seperti itu."ucap heri


Pernyataan ini justru menjadi bahan kritik keras. Ahmad Syarifudin menilai, di tengah sorotan publik, seorang pimpinan instansi pelayanan publik tidak boleh mengumbar informasi mentah yang belum terverifikasi.

“Kalimat seperti itu apalagi dari seorang Direktur RSUD bisa meledakkan situasi yang sudah panas. Saat publik butuh kepastian dan solusi, jangan malah melempar istilah yang bisa memprovokasi,” tegas Ahmad.


Nada desakan lebih lantang terdengar dari tokoh masyarakat Bekasi, Nana Bentar. Ia menuding, jabatan Direktur RSUD Cabangbungin tak lagi layak dipertahankan.


“Tidak mungkin delapan kepala desa kompak mengirim surat ke Bupati kalau masalahnya sepele. Ini bukan sekadar gosip, masyarakat sudah muak. Saya menerima aduan langsung dari pelayanan buruk, pasien yang kehilangan penglihatan permanen, sampai dugaan pelecehan,” ujar Nana dengan nada tegas.


Ia menegaskan, suaranya bukan titipan pihak manapun. “Saya bicara begini karena rakyat datang mengadu. Dan ucapan saya bisa saya pertanggungjawabkan,” tandasnya.


Tokoh masyarakat Cabangbungin lainnya, Obay Winandar, juga menyoroti tajam situasi ini. Menurutnya, kegaduhan di RSUD Cabangbungin adalah tanda adanya masalah struktural yang dibiarkan terlalu lama.


“Kesehatan itu soal nyawa. Kalau sampai masyarakat kehilangan kepercayaan pada rumah sakit daerah, itu tanda bahaya. Apalagi delapan kepala desa sudah satu suara. Ini harus diselesaikan cepat,” tegas Obay. Ia mendesak Bupati Bekasi untuk mengambil langkah tegas agar pelayanan publik tidak semakin terpuruk.


Baik Nana Bentar maupun Obay Hendra Winadar sepakat, DPRD Kabupaten Bekasi dan Pemkab Bekasi harus menurunkan tim investigasi khusus bersama Inspektorat untuk menyisir seluruh permasalahan di RSUD Cabangbungin.




“Jangan hanya melihat sisi baiknya saja. Fakta di lapangan berbicara. Dari pengamatan saya pribadi, RSUD Cabangbungin ini sudah seperti comberan,” tutup Nana.


Berita ini merupakan berita salah satu hak jawab antara awak media dan direktur RSUD Cabangbungin, untuk hak jawab lainnya, menunggu bukti-bukti yang akurat dari pihak direktur RSUD Cabangbungin, karena kami selaku awak media benar-benar ingin bukti yang kongkrit dan akurat.


(Red Team)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah bacok kurir, pelaku sempat melarikan diri ke tangerang dan akhirnya menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota

Pelaku memakai baju hitam pakai sandal jepit Barabajabekasinews | Bekasi Seorang pria di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Christian Kapau alias Kece, mengancam dan menganiaya kurir inisial ID (22) menggunakan par4ng saat ditagih pembayaran paket metode cash on delivery (COD) seharga Rp 30 ribu. Polisi mengatakan Kece menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi subuh tadi. "Tersangka penganiayaan kurir J&T atas nama CK alias KECE menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota pada tanggal 28 Agustus sekitar pukul 04.00 WIB karena mengetahui sedang diburu oleh Tim Buser Sat Reskrim Bekasi Kota dan dihimbau untuk menyerahkan diri, setelah sempat melarikan diri ke daerah Tangerang Kota," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, kepada wartawan, Minggu (28/9/2025). Braiel mengatakan Kece sudah ditetapkan menjadi tersangka. Dia dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan. "(Dijerat) Pasal 351 KUHP," ujarnya. Sebelumnya, polis...

Kades se Cabangbungin dan Camat sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Dirut RSUD CABANGBUNGIN

Barabajabekasinews - Bekasi Pengusiran Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cabangbungin dr. Erni Herdiani terus bergulir. pasalnya saat ini seluruh kepala desa (kades) sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Direktur yang sudah sangat menyelengsarakan masyarakat dan kerap memicu konfik sosial tersebut. Ketidaksudian itu terjadi pada pekan lalu yang diketahui ribuan masyarakat mengeruduk kantor kecamatan hingga RSUD Cabangbungin. Yang menuntut mundur dr. Erni Herdiani atau di pecat oleh Bupati Bekasi. Hal itu karenakan masyarakat Cabangbungin sudah tidak Sudi diwilayahnya di pimpin oleh orang yang munafik kepada masyarakat. Pemicu tidak sudinya masyarakat karena maraknya kasus asusila kepada pasien, penolakan pasien , Mal Praktek dan banyak lagi yang di nilai masyarakat sudah Sangat bobrok dalam pelayanannya. Kepala Desa Setialaksana Kecamatan Cabangbungin, Rohmat Hidayatullah mengatakan pihaknya akan meneruskan aspirasi masyarak...

Tertutup dan Lamban? Kejari Cikarang Disorot Terkait Penanganan Dugaan Penyelewengan Dana Desa SumberJaya

Barabajabekasinews - Bekasi Dugaan penyalahgunaan dan penyelewengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahap I Tahun Anggaran 2024 di Desa SumberJaya, Kecamatan Tambun Selatan, yang kini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Cikarang, tengah menjadi perhatian masyarakat. Publik mendesak adanya kejelasan perkembangan kasus tersebut agar tidak berakhir sebagai wacana semata. Pelapor: Belum Ada Informasi Resmi dari Kejaksaan Fajar Shodick, salah satu dari tiga pelapor kasus ini, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada informasi ataupun klarifikasi resmi dari Kejari Cikarang. "Saya masih menanti kabar baik dan kepastian hukum atas pelaporan kami, agar kasus ini tidak hanya sebatas isapan jempol saja," tegas Fajar. Dirinya berharap ada mekanisme komunikasi yang terbuka antara aparat penegak hukum dan masyarakat, terutama para pelapor. "Kasus ini sudah jadi sorotan publik. Sesekali pihak Kejaksaan berikanlah press release resmi, apa saja yang sudah d...