Langsung ke konten utama

Keracunan massal yang terjadi di berbagai daerah, ternyata petinggi BGN diduga tdak ada yang berlatar belakang ahli gizi





Barabajabekasinews | Bekasi

Program makan bergizi gratis (MBG) yang masuk dalam salah satu program unggulan presiden RI dan wakilnya. Akan tetapi program ini muncul banyak kasus dan menjadi sorotan.


Meski memiliki tujuan baik yakni meningkatkan gizi anak-anak, tapi pelaksanaannya di lapangan justru menuai banyak masalah dan kritik.


Makanan yang disebutkan bergizi bagi anak-anak, ternyata membahayakan kesehatan dan menimbulkan keracunan.


Ironisnya, jajaran pimpinan Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertanggung jawab atas kebijakan dan pengawasan program ini, diketahui ternyata tidak ada satupun yang memiliki latar belakang atau sertifikasi sebagai ahli gizi.


Berdasarkan data, 10 petinggi BGN saat ini terdiri dari nama-nama seperti Dadan Hindayana (Kepala BGN), Brigjen Pol. Sony Sonjaya, Nanik S. Deyang, Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung, Brigjen (Purn) Sarwono, Brigjen (Purn) Jimmy Alexander Adirman, Tigor Pangaribuan, Brigjen (Purn) Suardi Samiran, Mayjen (Purn) Dadang Hendrayudha, hingga Nyoto Suwignyo.


Sebagian besar berlatar belakang militer, kepolisian, maupun birokrat, tanpa satupun memiliki keahlian akademis di bidang gizi.


Kondisi ini menimbulkan pertanyaan publik: bagaimana program bergizi bisa berjalan optimal dan aman jika lembaga yang mengaturnya justru dipimpin oleh orang-orang tanpa kompetensi gizi?


Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), M. Qodari, mengungkapkan bahwa hasil laporan Kementrian Kesehatan per 22 September menunjukkan hanya 34 dari 8.583 dapur MBG yang sudah mengantongi Sertifikat Laik Higine dan Sanitasi (SLHS).


SLHS adalah bukti pemenuhan standar mutu serta persyaratan keamanan pangan olahan atau siap saji yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Qodari juga menyoroti adanya laporan Kemenkes yang menunjukkan adanya kesenjangan dalam penerepan standar keamanan pangan.


Qodari menegaskan bahwa fakta banyaknya dapur yang belum bersertifikat SLHS harus menjadi evaluasi, bahwa SOP keamanan pangan dan penerapan standar mutu harus ada dan dijalankan.


Terkait keracunan yang dialami banyak siswa, BGN harus bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan kasus keracunan dari program Makan Bergizi Gratis.


Selain itu, standar juga baru diterapkan, yang mewajibkan koki SPPG bersertifikat resmi untuk mencegah kasus serupa.


BGN juga seharusnya memberikan makanan yang layak dan wajar untuk di konsumsi serta memberhentikan operasional SPPG dan kepala SPPG yang melanggar SOP.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah bacok kurir, pelaku sempat melarikan diri ke tangerang dan akhirnya menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota

Pelaku memakai baju hitam pakai sandal jepit Barabajabekasinews | Bekasi Seorang pria di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Christian Kapau alias Kece, mengancam dan menganiaya kurir inisial ID (22) menggunakan par4ng saat ditagih pembayaran paket metode cash on delivery (COD) seharga Rp 30 ribu. Polisi mengatakan Kece menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi subuh tadi. "Tersangka penganiayaan kurir J&T atas nama CK alias KECE menyerahkan diri ke Polres Metro Bekasi Kota pada tanggal 28 Agustus sekitar pukul 04.00 WIB karena mengetahui sedang diburu oleh Tim Buser Sat Reskrim Bekasi Kota dan dihimbau untuk menyerahkan diri, setelah sempat melarikan diri ke daerah Tangerang Kota," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, kepada wartawan, Minggu (28/9/2025). Braiel mengatakan Kece sudah ditetapkan menjadi tersangka. Dia dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan. "(Dijerat) Pasal 351 KUHP," ujarnya. Sebelumnya, polis...

Kades se Cabangbungin dan Camat sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Dirut RSUD CABANGBUNGIN

Barabajabekasinews - Bekasi Pengusiran Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cabangbungin dr. Erni Herdiani terus bergulir. pasalnya saat ini seluruh kepala desa (kades) sudah membuat surat kepada Bupati Bekasi Ade Koswara Kunang untuk Menganti atau memecat Direktur yang sudah sangat menyelengsarakan masyarakat dan kerap memicu konfik sosial tersebut. Ketidaksudian itu terjadi pada pekan lalu yang diketahui ribuan masyarakat mengeruduk kantor kecamatan hingga RSUD Cabangbungin. Yang menuntut mundur dr. Erni Herdiani atau di pecat oleh Bupati Bekasi. Hal itu karenakan masyarakat Cabangbungin sudah tidak Sudi diwilayahnya di pimpin oleh orang yang munafik kepada masyarakat. Pemicu tidak sudinya masyarakat karena maraknya kasus asusila kepada pasien, penolakan pasien , Mal Praktek dan banyak lagi yang di nilai masyarakat sudah Sangat bobrok dalam pelayanannya. Kepala Desa Setialaksana Kecamatan Cabangbungin, Rohmat Hidayatullah mengatakan pihaknya akan meneruskan aspirasi masyarak...

Tertutup dan Lamban? Kejari Cikarang Disorot Terkait Penanganan Dugaan Penyelewengan Dana Desa SumberJaya

Barabajabekasinews - Bekasi Dugaan penyalahgunaan dan penyelewengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahap I Tahun Anggaran 2024 di Desa SumberJaya, Kecamatan Tambun Selatan, yang kini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Cikarang, tengah menjadi perhatian masyarakat. Publik mendesak adanya kejelasan perkembangan kasus tersebut agar tidak berakhir sebagai wacana semata. Pelapor: Belum Ada Informasi Resmi dari Kejaksaan Fajar Shodick, salah satu dari tiga pelapor kasus ini, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada informasi ataupun klarifikasi resmi dari Kejari Cikarang. "Saya masih menanti kabar baik dan kepastian hukum atas pelaporan kami, agar kasus ini tidak hanya sebatas isapan jempol saja," tegas Fajar. Dirinya berharap ada mekanisme komunikasi yang terbuka antara aparat penegak hukum dan masyarakat, terutama para pelapor. "Kasus ini sudah jadi sorotan publik. Sesekali pihak Kejaksaan berikanlah press release resmi, apa saja yang sudah d...