Sejumlah motor yang dijadikan barang bukti dalam tawuran di kp Pulo Timaha, desa Babelan tidak ada di Polsek Babelan, publik mempertanyakan transparansi kasus tersebut.
Barabajabekasinews | Kabupaten Bekasi
Kasus dugaan tawuran di wilayah hukum Polsek Babelan pada Minggu 30 November 2025 lalu pada pukul 03:00 WIB di Kp. Pulo Timaha Desa Babelan Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, kembali memanas. Setelah pemberitaan sebelumnya viral terkait puluhan motor dan senjata tajam yang diamankan polisi, kini muncul fakta baru bahwa motor-motor yang sebelumnya terlihat sebagai barang bukti justru sudah tidak berada di Polsek Babelan.
Temuan ini mendorong puluhan wartawan dari berbagai media mendatangi Mapolsek Babelan, Polres Metro Bekasi, Senin (8/12/2025), untuk melakukan klarifikasi lanjutan.
Saat awak media mendatangi Mapolsek Babelan, Kanit Reskrim Iptu Luhut P. Batubara tidak berada di kantor dan tidak dapat ditemui. Padahal sebelumnya, upaya konfirmasi telah dilakukan melalui pesan WhatsApp namun tidak mendapatkan jawaban lengkap.

Upaya klarifikasi tetap dilanjutkan. Beberapa jam kemudian, Kanit Reskrim memberikan respons singkat melalui WhatsApp:
“Sebntar.. mau klarifikasi perkara dulu…” singkat Iptu Luhut P. Batubara.
Saat awak media kembali menanyakan apakah sudah berada di kantor, Kanit Reskrim menjawab:
“Saya kepolda ada urusan.”
Hingga berita ini dirilis, belum ada keterangan resmi mengenai ke mana motor-motor yang diamankan tersebut dibawa, apakah telah diserahkan kepada pemiliknya, atau bagaimana statusnya dalam proses penyidikan.

Publik Menunggu Penjelasan Transparan
Pertanyaan publik semakin menguat setelah laporan lapangan menemukan bahwa barang bukti motor tidak lagi berada di lokasi penyimpanan Polsek, padahal menjadi bagian penting dalam proses pembuktian kasus dugaan tawuran.
Warga mendesak pihak kepolisian untuk memberikan penjelasan menyangkut:
Keberadaan puluhan motor yang sempat diamankan,
Status proses penyidikan kasus tawuran,
Kejelasan barang bukti senjata tajam,
Dan apakah sudah ada penetapan tersangka.
Di tengah maraknya aksi tawuran, masyarakat, orang tua, dan pihak sekolah juga diimbau meningkatkan pengawasan agar anak-anak tidak menjadi pelaku maupun korban kekerasan remaja.
Transparansi penanganan kasus dari kepolisian dinilai sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus memberikan efek jera bagi para pelaku tawuran.

Komentar